jawab #review Obat hama Agrimec dan Curacron/tentang bahan aktif pestisida yang berbeda Penjelasan tentang cara kerja insektisida yang berbeda. Watch Now Mengatasi Karat Daun pada Tanaman Tin SAAT MUSIM HUJAN TIBA, SELAIN URET YANG ADA DI DALAM TANAH MASALAHYANG MUNCUL PEMBUDIDAYA TANAMAN TIN ADALAH KARAT DAUN Pestisida Alami Manfaat, Keunggulan dan Jenis Bahannya – Para Pembaca yang kami banggakan, kali ini akan menjelaskan tentang Pestisida Alami. Dan menerangkan tentang fungsi serta Keunggulannya. Untuk lebih jelasnya mari kita baca uraiannya berikut ini Secara universal pestisida alami atau nabati dimaksud adalah sesuatu pestisida yang bahan dasarnya merupakan tanaman. Pestisida nabati relatif gampang terbuat dengan bahan serta teknologi yang simpel. Bahan bakunya yang natural/ nabati membuat pestisida ini gampang terurai biodegradable di alam sehingga tidak mencemari area. Pestisida ini pula relatif nyaman untuk manusia serta ternak peliharaan sebab residunya gampang nabati bertabiat“ jam serta lari” hit and run. Dikala diaplikasikan,akan menewaskan hama dikala itu pula serta sehabis hamanya mati, residunya hendak lenyap di alam. Dengan demikian produk terbebas dari residu pestisda sehingga nyaman disantap manusia. Pestisida nabati jadi alternatif pengendalian hama yang nyaman dibandingkan pestisida sintetis. Pemakaian pestisida nabati membagikan keuntungan ganda, tidak hanya menciptakan produk yang nyaman, area pula tidak tercemar. Pestisida organik ini sanggup menanggulangi serta mengusir hama perusak tumbuhan pertanian serta perkebunan biasanya semacam kutu, ulat, belalang serta sebagainya Manfaat serta Keunggulan Pestisida Alami Sebagian khasiat serta keunggulan pestisida natural, antara lain Gampang terurai biodegradable di alam, sehingga tidak mencemarkan area ramah area. Relatif nyaman untuk manusia serta ternak sebab residunya gampang lenyap. Bisa menewaskan hama/ penyakit semacam ekstrak dari daun pepaya, tembakau, biji mahoni, dsb. Bisa bagaikan pengumpul ataupun perangkap hama tumbuhan tumbuhan orok- orok, kotoran ayam. Bahan yang digunakan nilainya murah dan tidak susah ditemukan dari sumberdaya yang terdapat di dekat serta dapat terbuat sendiri. Menanggulangi kesusahan ketersediaan serta mahalnya harga obat- obatan pertanian spesialnya pestisida sintetis/ kimiawi. Dosis yang digunakan juga tidak sangat mengikat serta berbahaya dibanding dengan pemakaian pestisida sintesis. Pemakaian dalam dosis besar sekalipun, tumbuhan sangat tidak sering ditemui tumbuhan mati. Tidak memunculkan imunitas pada serangga. Jenis Tumbuhan Bahan Pestisida Alami Brotowali Tinospora rumphii Senyawa kimia yang tercantum pada brotowali antara lain alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat getir pikroretin, harsa, berberin, palmatin, kolumbin pangkal, kokulin pikrotoksin. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan pestnab merupakan pangkal serta batang. Ekstrak brotowali bertabiat bagaikan insektisida. Buah Maja Aegle marmelos L. Buah tumbuhan maja memiliki zat lemak senyawa tannin yang ialah salah satu senyawa dengan rasa getir yang konon tidak disukai oleh serangga yang jadi hama pada tumbuhan. Ekstrak buah maja efisien buat mengatur hama serangga serta penggerek buah kakao C. cramerella. Bunga Piretrum Pyrethrum cinerariaefolium Trev Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan pestisida nabati merupakan serbuk bunga. Serbuk bunga piretrum memiliki zat yang diucap piretrin, dapat digunakan buat mengatur hama ulat. Bunga jam 4 Mirabilis jalapa Linn. Daun serta bunga memiliki saponin serta flavonoida, di samping itu daunnya pula memiliki tanin serta bunganya memiliki politenol. Biji tumbuhan tersebut memiliki flavonoida serta politenol. Pangkal memiliki betaxanthins. Buah memiliki zat tepung, lemak 4, 3%, zat asam lemak 24, 4% serta zat asam minyak 46, 9%. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan pestisida organik merupakan daun. Ekstrak daun bunga jam 4 Mirabilis jalapa ialah salah satu agen penginduksi ketahanan sistemik tumbuhan cabai merah terhadap serbuan Cucumber Mosaic Virus CMV. Cabai merah Capsicum annuum Senyawa kimia yang ada pada buah cabai merupakan kapsaisin, dihidrokapsaisin, vit A, C, damar, zat corak kapsantin, karo ten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin serta clan lutein. Tidak hanya itu pula memiliki mineral, semacam zat besi, kalium, kalsium, fosfor serta niasin. Zat aktif kapsaisin efektif bagaikan stimulan. Bagian yang digunakan bagaikan pestisida nabati merupakan buah serta biji. Ekstrak buah serta biji cabai bertabiat bagaikan insektisida serta penolak hama repellent. Ajeran Bidens pilosa L. Tanaman Ajeran, ketul, ataupun ketulan mengandung flavonoid terpen, fenilpropanoid, lemak serta benzenoid. Bisa digunakan buat mengatur hama serangga insekta. Bagian tanaman yang digunakan merupakan biji, batang, daun serta segala bagian tumbuhan yang terletak diatas permukaan tanah. Bandotan/ Babadotan Ageratum conyzoides Linn. Isi kimia yang ada pada babadotan/ bandotan merupakan saponin, flavanoid, polifenol, kumarine, eugenol 5%, HCN serta minyak atsiri. Bagian tumbuhan yang yang digunakan bagaikan pestisida nabati merupakan daun. Babadotan berperan bagaikan penolak hama repellent serta membatasi pertumbuhan serangga. Bawang Allium cepa Isi kimia yang ada pada bawang merah antara lain minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, lavonglikosida, saponin, peptida, fitohormon, kuersetin. Bagian tanaman yang digunakan bagaikan pestisida organik merupakan umbi. Ekstrak bawang merah bekerja bagaikan penolak hama repellent serta pengendali serangga. Bawang putih Allium sativum L Bawang putih memiliki sebagian senyawa kimia, antara lain tanin, minyak atsiri, dialilsulfi da, aliin, alisin, enzim aliinase. Bagian tanaman yang digunakan bagaikan pestisida natural merupakan segala bagian tumbuhan, ialah umbi, daun serta bunga. Bawang putih bekerja bagaikan penolak hama repellent serta bertabiat bagaikan insektisida, nematisida, fungisida serta antibiotik. Bayam jarum Amaranthus spinosus Linn. Bayam jarum dikenal memiliki sebagian senyawa kimia, ialah amarantin, teratur, spinasterol, hentriakontan, tanin, kalium nitrat, kalsium oksalat, garam fosfat, zat besi, dan vit. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bio pestisida merupakan daunnya. Ekstrak daun bayam jarum ialah salah satu agen penginduksi ketahanan sistemik tumbuhan cabai merah terhadap serbuan Cucumber Mosaik Virus CMV serta virus kuning Gemini. Bengkuang Pachyrhizus erosus L. Urb. Senyawa kimia yang ada pada bengkuang antara lain rotenon serta pachhyrizid. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan pembuatan pestisida organik merupakan batang, daun serta biji. Pestisida nabati bengkuang bermanfaat buat mengatur Pengisap buah Dasybus piperis Cina serta pengisap bunga Diconocoris hewitti DIST, Spodoptera litura. Dan juga sebagian tipe serangga dari ordo Coleoptera, Diptera, Hemiptera, Lepidoptera serta Orthoptera. Bijanggut/ janggot Mentha spp. Tanaman ini dikenal memiliki sebagian senyawa kimia, yaitu spearmint, flavonoid, tannin, menthol, menthone serta carvone. Bagian tanaman yang digunakan bagaikan pestisida nabati merupakan daun. Ekstrak tanaman bijanggut bertabiat bagaikan bakterisida. Cengkeh Syzygium aromaticum Cengkeh memiliki sebagian senyawa kimia, ialah eugenol, eugenol asetat, kariofilen, sesquiterpenol serta naftalen. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bio pestisida merupakan bunga, tangkai bunga serta daun. Ekstrak cengkeh bertabiat bagaikan fungisida, menyebabkan kemandulan hama serta membatasi kegiatan makan antifeedant Daun Gamal/ Reside Gliricidia sepium Senyawa kimia daun gamal ataupun reside yang berguna buat mengatur hama tumbuhan merupakan tanin. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan bio pestisida merupakan daunnya. Ekstrak daun gamal efisien buat mengatur hama ulat serta kutu penghisap. Duku Lansium domesticum Senyawa kimia yang ada pada duku antara lain alkaloida, saponin, lavonoida serta polifenol. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan pembuatan pestisida adalah merupakan biji. Pepaya Kates Carica Papaya L Bagian tumbuhan pepaya yang bisa digunakan buat mengatur hama maupun penyakit tumbuhan merupakan daun, biji serta buah yang belum masak. Tumbuhan pepaya bertabiat bagaikan fungisida, insektisida, rodentisida, serta bagaikan penolak hama repellent. Tembakau Nicotiana tabacum L. Bagian tumbuhan tembakau yang baik buat digunakan bagaikan pengendali hama maupun penyakit merupakan daun serta batangnya sebab bagian ini mempunyai isi nikotin yang besar, paling utama pada tangkai serta tulang daun. Ekstrak tembakau bertabiat bagaikan insektisida, fungisida, akarisida. Kunyit kunir/ turmeric Curcuma domestica Val. Curcuma longa koenin Bagian tananaman yang digunakan bagaikan pestisida organik merupakan rimpang. Rhizome batang dalam tanah kunyit bisa digunakan bagaikan insektisida buat mengatur serangga hama maupun bagaikan fungisida buat mengatur jamur yang mengganggu tumbuhan. Cabe Rawit Capsicum frutescens L Senyawa kimia yang ada pada buah cabai merupakan kapsaisin, dihidrokapsaisin, vit A, C, damar, zat corak kapsantin, karo ten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin serta clan lutein. Tidak hanya itu pula memiliki mineral, semacam zat besi, kalium, kalsium, fosfor serta niasin. Zat aktif kapsaisin efektif bagaikan stimulan. Bagian yang digunakan bagaikan pestisida nabati merupakan buah serta biji. Ekstrak buah serta biji cabai bertabiat bagaikan insektisida serta penolak hama repellent. Kenikir Tagetes erecta L., Tagetes patula Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan pembuatan pestisida buat mengatur hama penyakit tumbuhan merupakan bunga, daun, batang, serta pangkal. Ekstrak kenikir bertabiat bagaikan penolak hama repellent, insektisida, fungisida, serta nematisida. Jahe Zingiber offcinale Jahe memiliki minyak atsiri 1- 3%, konstituent utama sesquiterpene, zingiberene C15H24. Bau tajam pada jahe merupakan zingerone C11H14O3 yang terdapat dalam oleoresin. Bagian tumbuhan jahe yang bisa digunakan buat mengatur hama penyakit tumbuhan merupakan rhizomenya. Rhizome jahe bisa digunakan bagaikan penolak hama, nematicida, serta fungisida Jeringo/ Dlingo Acorus calamus Jeringau Acorus calamus yang diucap dlingo oleh orang jawa merupakan tanaman terna yang rimpangnya dijadikan bahan obat- obatan. Rimpang jeringau dlingo– jawa memiliki zat arosone, kalomenol, serta metil eugenol yang dapat digunakan buat menanggulangi hama wereng coklat. Mengkudu Morinda citrifolia Senyawa kimia yang tercantum pada mengkudu antara lain xeronin, proxeronin, scopoletin serta antraquinan. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bio pestisida merupakan buah, daun serta pangkal. Ekstrak tumbuhan mengkudu bertabiat bagaikan insektisida. Sambiloto Andrographis paniculata Senyawa yang tercantum dalam sambiloto antara lain merupakan andrographolide, saponin, falvonoid, alkaloid, tanin, laktone, panikulin, kalmegin serta hablur kuning. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan pestisida organik merupakan segala bagian tumbuhan. Ekstrak sambiloto bertabiat bagaikan penolak hama repellent. Serai wangi Cymbopogon nardus L. Senyawa utama yang ada pada serai wangi merupakan minyak atsiri. Minyak atsiri serai terdiri dari senyawa sitral, sitronela, geraniol, mirsena, nerol, farnesol methil he ptenol serta dipentena. Isi yang sangat besar merupakan sitronela ialah sebesar 35% serta graniol sebesar 35– 40%. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan pestisida nabati merupakan daun serta pangkal. Senyawa sitronela memiliki watak toksin kehilangan cairan tubuh desiccant. Toksin tersebut ialah toksin kontak yang bisa menyebabkan kematian sebab kehabisan cairan terus menerus. Serangga yang terserang toksin ini hendak mati sebab kekurangan cairan. Ekstrak serai wangi bertabiat bagaikan insektisida, bakterisida, nematisida serta bagaikan penolak hama repellent Sirih Piper betle Linn. Senyawa yang tercantum dalam sirih antara lain minyak atsiri eugenol, methyl eugenol, karvakrol, kavikol, alil katekol, kavibetol, sineol, estragol, karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vit C, tanin, gula, pati, serta asam amino Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan pembuatan pesnab merupakan daun. Ekstrak daun sirih bertabiat bagaikan insektisida. Sirsak Annona muricata, Linn. Senyawa yang tercantum dalam sirsak antara lain senyawa tanin, fitosterol, ca- oksalat serta alkaloid murisine. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan pestisida organik merupakan daun serta biji. Ekstrak daun serta biji sirsak bertabiat insektisida, antifeedant penghambat makan, repellent penolak hama serta toksin kontak. Srikaya Annona squamosa Isi kimia yang tercantum dalam tumbuhan ini antara lain asetogenin, squamocin, bullatacin, annonacin serta neoannonacin. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan bio pestisida merupakan pangkal, daun, buah serta biji. Senyawa kimia yang terkadung dalam srikaya bisa bertabiat bagaikan insektisida, toksin kontak, penolak repellent serta penghambat makan antifeedant. Tomat Lycopersicum esculentum Buah tomat memiliki alkaloid solanin 0, 007%, saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid serta tomatin. Bagian tumbuhan tomat yang digunakan bagaikan bahan pestisida nabati merupakan daun, batang serta ranting. Ekstrak daun, batang serta ranting tumbuhan tomat bertabiat bagaikan insektisida serta bagaikan penolak hama repellent. Lengkuas Alpinia galanga L Wild Rimpang lengkuas memiliki lebih kurang 1% minyak essensial terdiri atas metil–sinamat 48%, sineol 20–30%, eugenol, kamfer 1%, seskuiterpen, d– pinen, galangin, galanganol serta sebagian senyawa flavonoid. bagian tanaman yang digunakan bagaikan pestisida nabati merupakan rimpang. Ekstrak rimpang lengkuas bertabiat bagaikan fungisida anti jamur. Lidah buaya Aloe barbadensis Milleer Senyawa kimia yang tercantum dalam tumbuhan lidah buaya antara lain saponin, flavonoida, polifenol serta tanin. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan pestisida nabati merupakan daging daun. Ekstrak lidah buaya bertabiat bagaikan insektisida, bakterisida, serta fungisida. Tidak hanya itu lidah buaya bisa digunakan bagaikan perekat natural/ perata dalam aplikasi pestisida Mahoni Swietenia mahagoni JACQ Senyawa kimia yang ada pada biji mahoni antara lain saponin serta flavanoid. Bagian tanaman yang digunakan bagaikan bahan pembuatan pestisida organik merupakan bijinya. Ekstrak biji mahoni bertabiat bagaikan antifeedant penghambat kegiatan makan, penghambat pertumbuhan serangga growt regulator serta bagaikan penolak hama repellent. Demikian Uraian kami tentang Pestisida Alami– Semoga uraian ini bisa menginspirasi para pembaca dan bermanfaat serta memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi para pemula. Mohon abaikan saja uraian kami ini jika pembaca tidak sependapat. Terima kasih atas kunjungannya BahanAktif Insektisida MOVENTO ENERGY 240 SC dan Kegunaannya. Review - Insektisida Movento Energy 240 SC merupakan salah satu insektisida terbaik dari PT. Bayer Indonesia. Insektisida Movento Energy 240 SC berbentuk pekatan suspensi berwarna putih keabu-abuan yang mudah larut dalam air. Bahan Aktif Pestisida – Bahan aktif active ingredients, bagi kebanyakan petani bukan-lah istilah yang asing di telinga mereka. Abamektin, siflutrin, sipermetrin misalnya, adalah contoh nama bahan aktif yang sering petani dengar. Bahan aktif pestisida adalah bahan kimia yang terdapat pada pestisida yang dapat mengendalukan atau membunuh hama penyakit. Saat ini mungkin jumlahnya sudah ribuan, mengingat jumlah merk pestisida yang beredar di pasaran juga ribuan. Fakta tentang bahan aktif pestisida Label pada suatu pestisida mewakili nama bahan aktif beserta konsentrasinya sekaligus misalnya AGRIMEC 18 EC mengandung abamektin 18g/l, atau juga CURZATE 8/64 mengandung bahan aktif ganda simoksanil 8%, mankozeb 64%. Bahan aktif yang sama seperti abamektin akan ditemukan juga pada ratusan produk dengan merk dagang yang berbeda, seperti pada DEMOLISH 18 EC. Merk dagang pestisida dengan merk yang sama, bahan aktif yang sama, mungkin memiliki kandungan bahan aktif yang berbeda, seperti PROMECTIN 18 EC dan PROMECTIN 60 EC Baca juga 66 Daftar Merk Insektisida Berbahan Aktif Abamektin Merk dagang pestisida dengan merk yang sama, bahan aktif yang sama, tapi memiliki kandungan bahan aktif dan formulasi yang berbeda seperti pada AVIDOR 200 SL dan AVIDOR 25 WP bahan aktif imidakloprid, CONFIDOR 200 SL, CONFIDOR 5 WP dan CONFIDOR 70 WG bahan aktif imidakloprid. Baca juga Daftar Pestisida Berbahan Aktif Ganda Untuk Pengendalian Hama Penyakit Pada Tanaman Cabai Beberapa bahan aktif bekerja pada spektrum yang luas yakni bisa membunuh hampir semua jenis hama penyakit, yang lainnya hanya selektif membunuh hama penyakit tertentu. Contoh bahan aktif Aluminium fosfida yang terbatas untuk hama gudang, bahan aktif Parakuat diklorida terbatas untuk gulma. Bahan aktif pestisida yang diijinkan beredar di wilayah Negara Republik Indonesia adalah yang telah terdaftar, memenuhi standar mutu, terjamin efektivitasnya, aman bagi manusia dan lingkungan hidup serta diberi label UU Tahun 1992. Pestisida yang boleh didaftarkan adalah yang bahan aktifnya aman untuk pengelolaan tanaman, peternakan, kesehatan hewan, perikanan, kehutanan, penyimpanan hasil, rumah tangga, pengendali vektor penyakit pada manusia, karantina dan pra pengapalan Direktorat Pupuk dan Pestisida, 2011. Pestisida yang dilarang berdasarkan klasifikasi WHO mempunyai klasifikasi Ia sangat berbahaya sekali atau Ib berbahaya sekali, mempunyai LC50 > 7 Tanaman Pestisida Nabati, Yang Terbukti Efektif Mengendalikan Hama Kutu-kutuan serta Cara Pembuatannya. Semoga bermanfaat ya sob…! Related posts5 Jenis Insektisida Nabati Yang Direkomendasikan Di Amerika SerikatMengenal Insektisida Piretroid, Golongan Insektisida yang Paling Banyak Digunakan Di Seluruh DuniaBerikut Manfaat/Kegunaan Pestisida Yang Banyak Dipakai PetaniMengenal Asal Usul Abamektin Salah Satu Bahan Aktif Andalan PetaniBegini Cara Tanam Cabai Tanpa Pestisida Kimia Tapi Aman Dari Keriting Dan KerdilSering Tak Termanfaatkan dan Terbuang Percuma, Berikut Manfaat Air Cucian Beras Didalamkemasan produk pestisida atau produk ZPT biasanya terdapat nama bahan aktif yang terkandung didalamnya dan selain dari itu terdapat juga kode-kode tertentu yang ada didalam merek kemasan seperti contohnya Confidor 3 GR pada Furadan 400 SL pada Manuver 2,5 EC pada Decis dan kode lainnya.
Sivinto BayerBahan Aktif Pestisida dan Kegunaannya Insektisida Sivanto Bayer. HP 082141747141 telpon dan 08125222117 SMS/WA . Toko pertanian online LMGA Agro jual insektisida Sivanto produk Bayer. Insektisida memiliki bahan aktif dan kegunaannya bagi tanaman. Toko pertanian online LMGA Agro menyediakan berbagai kebutuhan bercocok tanam pertanian. Antara lain benih hibrida dan unggul produk terbaik perusahaan benih terpercaya. Tersedia pula pupuk, pestisida, ZPT hingga alat pertanian. Toko pertanian LMGA Agro menerima layanan konsultasi pertanian gratis. Kami siap kirim pesanan Anda online ke seluruh wilayah Indonesia. Pengiriman oleh jasa ekspedisi barang JNE, KI8 dan Pos Indonesia. Insektisida Sivanto produk Bayer memiliki bahan aktif pestisida dan kegunaannya untuk mengendalikan serangan hama. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya yaitu flupiradifuron, jenis bahan aktif baru. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya membantu manusia mengatasi masalah dari gangguan organisme seperti hewan dan tumbuhan. Insektisida Sivanto dari Bayer membantu mengatasi serangan hama. Insektisida Sivinto Bayer ampuh mengendalikan hama tanaman cabai, tembakau, terung dan tomat. Sivinto dari Bayer merupakan insektisda dengan bahan aktif pestisida dan kegunaannya yang bekerja secara sistemik membunuh insektisida sistemik berbentuk larutan dalam air dan berwarna merah muda. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya dari insektisida Sivinto bersifat anti resisten dan ramah terhadap lingkungan. Insektisida Sivinto Produk Bayer Insektisida Sivinto produk Bayer bekerja secara sistemik, berbentuk larutan dalam air dan berwarna merah muda. Mengandung bahan aktif dan kegunaannya adalah mengendalikan hama tanaman cabai, tomat, terong dan tembakau. Insektisida Sivinto Bayer mengandung bahan aktif pestisida dan kegunaannya yaitu flupiradifuron 200 g/liter. Insektisida Sivinto dari PT Bayer formulasi terbaru dan teknolgi Sivinto anti resisten dan ramah lingkungan. Flupiradifuron bahan aktif Sivinto berasal dari senyawa alami stemofoline yaitu turunan dari tumbuhan Stemona aktif pestisida dan kegunannya insektisida Sivinto merupakan anggota pertama dari kelas kimia baru penggolongan insektisida, Butenolides. Keunggulan bahan aktifnya menunjukkan kontrol sangat baik terhadap serangan kutu daun dan lalat putih. Bahan aktif pestisida dan kegunaanya Sivinto sangat bagus karena bekerja secara tepat mentargetkan hama. Daya kerja Sivinto turut membantu melindungi serangga bermanfaat seperti lebah, laba-laba. Terutama serangga predator dari hama. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya Sivinto memiliki spektrum pengendalian luas dan cocok dipraktekkan untuk segala jenis tanaman. Sivinto menjadi pilihan tepat untuk rotasi tanaman untuk mencegah resistennya hama. Baca Juga Cara Menanam Tomat Berbuah Lebat Bebas VirusPestisida Adalah...Benih Hibrida Bebas PenyakitIstilah pestisida berasal dari bahasa Inggris yaitu pesticide dan terdiri dari kata " pest " berarti hama pengganggu dan mengacu pada hewan baik serangga atau mamalia. Kata berikutnya yaitu " cide " berarti basmi atau bunuh. Bila digabungkan maka arti pestisida yaitu pembasmi hama termasuk organisme pengganggu tanaman, hewan peliharaan dan pada bangunan. Sehingga organisme pengganggu yang dapat dibasmi pestisida yaitu selain hewan juga jamur dan bakteri. Pengertian pestisida menurut Peraturan Menteri Pertanian adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya ini digunakan untuk memberantas atau mencegah hama dan penyakit perusak tanaman, bagian tanaman atau hasil pertanian. Pestisida juga terdapat jenis yang digunakan untuk memberantas rumput atau gulma pengganggu tanaman. Cara kerja lain dari bahan aktif pestisida kegunaannya yaitu mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan. Pestisida juga ditambahkan bahan kimia lain untuk merangsang dan mengatur pertumbuhan bagian tanaman dan bukan termasuk pupuk. Selain untuk hama yang menyerang tanaman, bahan aktif pestisida dan kegunaannya untuk memberantas dan mencegah hama pada hewan ternak dan hewan peliharaan. Jenis bahan aktif pestisida dapat memberantas dan mencegah hama-hama air, binatang dan jasad renik rumah tangga, bangunan dan alat pertanian. Macam-macam jenis organisme pengganggu tanaman. Golongan insekta atau serangga yaitu ulat, larva, serangga penghisap, tungau dan penggerek. Dari golongan mikroorganisme yaitu bakteri dan keluarga fungi. Virus dianggap bukan organisme hidup. Tanaman seringkali mendapatkan penyakit akibat virus. Sebagiamn ilmuwan mendefinisikan virus yaitu molekul protein pasif. Virus akan aktif menyerang bila sudah menemukan Juga Tanam Cabai Rawit Tanjung Dijamin UntungJenis Pestisida Berdasarkan Organisme SasaranGolongan moluska merupakan organisme sasaran bahan aktif pestisida dan kegunaannya. Moluska adalah hewan lunak tidak bertulang belakang. Hewan moluska antara lain siput, keong yang sering mengganggu tanaman. Golongan mamalia yang sering merusak tanaman yaitu tikus dan babi hutan untuk tanaman perkebunan. Golongan unggas seperti burung pemakan biji-bijian tanaman padi atau ayam yang merusak tanaman jagung. Cacing merusak tanaman masuk golongan pestisida selain membuat produk pembunuh hama juga membuat produk memberantas rumput-rumput liar pengganggu tanaman. Rumput atau alang-alang bila dibiarkan tumbuh liar menyebabkan persaingan dengan tanaman pokoknya. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya sangat banyak berdasarkan organisme sasarannya. Insektisida berisi bahan aktif pestisida dan kegunaannya untuk mengendalikan atau membunuh hama golongan serangga. Fungisida berisi bahan aktif pestisida dan kegunaannya untuk mengendalikan, menghilangkan dan menghambat pertumbuhan jamur atau fungi/cendawan. Bakterisida berisi bahan aktif pestisida dan kegunaannya untuk mengendalikan dan menghambat kerja bakteri merusak tanaman. Herbisida yaitu zat bahan aktif pestisida dan kegunaannya mengendalikan, membunuh atau membatasi pertumbuhan tanaman rumput liar yang mengganggu tanaman budidaya. Jenis molukisida untuk membunuh hama golongan siput. Nematisida untuk mengendalikan serangan cacing parasit dalam tanah nematoda . Bahan aktif pestisida jenis algasida untuk mengendalikan alga, mossida untuk mengatasi pertumbuhan lumut. Rodentisida racun untuk tikus dan binatang pengerat lain. Pestisida Diberikan Sesuai Anjuran pada KemasanAlat Kocor PestisidaBeberapa bahan aktif pestisida dan kegunaannya dibuat produsen pembuatnya secara lebih spesifik sesuai target atau sasaran. Ada sebagian golongan insektisida mengandung bahan aktif pestisida dan kegunaannya sama dengan pestisida. Meski sama namun regulasi dan dosis pemakaian beberapa jenis bahan aktif pestisida dan kegunaannya ditujukan untuk target spesifik. Akarisida mengandung bahan aktif pestisida dan kegunaannya mengendalikan hama khusus jenis tungau/mite sehingga disebut juga mitisida. Aphisida berisi bahan aktif pestisida dan kegunaannya mengendalikan hama serangga khusus jenis aphid. Termisida mengendalikan hama serangga khusus jenis rayap. Larvasida mengendalikan serangga khusus pada stadia larva. Ovisida bahan kimia pestisida untuk mengendalikan serangga pada stadia telur. Sesuai anjuran bahwa aplikasi bahan aktif pestisida dapat berdampak efektif, aman dan efisien. Hal tersebut bila dalam aplikasinya sudah mengetahui jenis, klasifikasi dan karakteristik bahan aktif. Dampak negatif dapat terjadi bila Anda mengabaikan faktor jenis, klasifikasi dan karakteristik bahan aktif pestisida. Terkadang organisme pengganggu tanaman tidak mempan karena bahan aktif pestisida dan kegunaannya tidak bahan aktif pestisida yang sama terus menerus akan menimbulkan kekebalan hama. Akibat lain juga menimpa musuh alami hama dapat punah dimana musuh alami ini menguntungkan petani. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya bersifat racun bila digunakan tidak sesuai anjuran, dapat merusak lingkungan dan menimbulkan keracunan. Dosis tinggi mengakibatkan gangguan pertumbuhan tanaman. Dosis kurang membuat aplikasi pengendalian menjadi sia-sia. Baca Juga Tomat Optima Buah Besar dan Tahan Virus di Dataran TinggiBahan Aktif Pestisida dan Kegunaannya Diberikan Secara BijakBahan aktif pestisida dan kegunaannya mengalami penurunan atau degradasi bila dicampurkan dengan jenis nahan aktif pestisida lain. Pencampuran tersebut menimbulkan reaksi kimia karena struktur molekul larutan pestisida berubah. Dampak pemberian bahan aktif pestisida meninggalkan residu bahan kimia yang merugikan manusia dan lingkungan sekitar. Juga menyebabkan pemborosan biaya, waktu dan tenaga. Pada lingkungan kita juga mengalami resurjensi hama yaitu populasi hama serangga akan meningkat besar-besaran. Diyakini akan meningkat populasi seiring terjadinga penurunan populasi akibat pembasmian hama secara luas dan massal. Bila dosis berlebihan juga menyebabkan mutasi hama serangga. Sehingga kemungkinan muncul strain-strain hama serangga baru akibat hama lama bermutasi genetik. Proses mutasi biasanya baru bisa dikendalikan oleh jenis bahan aktif yang lebih kuat dan pastinya lebih mahal. Strain baru hama serangga selama beberapa waktu dapat lebih resisten. Hama jenis baru ini mampu menyesuaikan diri dari tekanan. Bahkan bisa lebih resisten terhadap bahan aktif pestisida dimana sudah banyak beredar dan tidak bersifat aktif pestisida dan kegunaannya dimaksudkan untuk mengendalikan, mencegah, menolak dan mematikan hama serangga dan organisme pengganggu lainnya. Jenis pestisida tidak selalu beracun dan membahayakan. Karena ada yang bersifat organik dan terbuat dari bahan merupakan salah satu kelompok pestisida dan bersifat racun untuk mematikan hama serangga. Namun tidak semua jenis pestisida itu beracun dan berbahaya. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya dalam bentuk insektisida seluruhnya bersifat racun dan membunuh hama serangga. Insektisida Membasmi Hama SeranggaTanaman Sehat Bebas HamaBahan aktif pestisida dan kegunaannya bekerja secara sistemik artinya bahwa bekerja tidak langsung mematikan hama. Pestisida sistemik disemprotkan atau disebarkan ke tanaman. Cairan bahan aktif tersebut akan masuk ke dalam tanaman bisa lewat akar atau stomata daun. Begitu bahan aktif pestisida dan kegunaannya masuk ke dalam tanaman, bahan aktif didalamnya meracuni dan membunuh hama serangga atau cendawan/jamur. Begitu juga sifat dari insektisida sistemik mengandung bahan aktif pestisida dan kegunannya bersifat racun. Insektisida sistemik untuk hama serangga biasanya disemprotkan ke bagian tanaman yaitu daun atau bagian lain. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya akan termakan hama berikut zat racun didalamnya. Insektisida sistemik cocok untuk membasmi berbagai hama dengan tipe serangan berupa menghisap atau menusuk bagian tanaman. Contoh hama sasaran atau targetnya yaitu kutu dan thrips. Jenis insektisida sistemik Sivinto dari Bayer cocok untuk pencegahan/preventif. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya bekerja cara sistemik bekerja menyeluruh dalam sistem biologi tanaman. Namun kekurangan insektisida sistemik yaitu residu yang kadang membahayakam dan efek yang belum tentu baik. Karena efek jenis sistemik ini adalah dampaknya lebih menyeluruh dan jangka waktu lama long term . Bahan aktif pestisida dan kegunaannya sifat sistemik akan memberikan perlindungan jangka panjang hingga seumur hidup tanaman tersebut. Bahan aktif pestisida dan kegunaanya jenis insektisida sistemik menghasilkan residu pada tanaman. Residu ini bisa memberikan efek jangka panjang yang tidak baik. Pemakaian bahan aktif pestisida dan kegunaannya ini harus benar-benar dikontrol penuh. Efeknya juga membuat ekosistem turut berubah. Tentang Insektisida Racun KontakSetelah penjelasan tentang insektisida sistemik, jenis lain yaitu insektisida racun kontak. Bahan aktif pestsida dan kegunaan racun kontak efektif membunuh hama bila larutan zat racun terkena langsung pada hama. Racun kontak masuk ke tubuh hama dan terjadi gangguan fungsi biologis hama hingga berakibat fatal. Pada kemasan produknya ditemui keterangan juga bekerja sebagai racun perut. Maksudnya adalah racun kontak akan membunuh hama bukan target bila terkena racunnya. Racun kontak ini bisa digunakan untuk pencegahan/preventif juga untuk kebutuhan pembasmian. Penggunaan jenis insektisida kontak ini juga dapat digunakan untuk benda bukan tanaman yaitu kayu kering atau serat alam. Kelebihan datri jenis racun kontak bahan aktif pestisida dan kegunaannya tidak menghasilkan residu. Racun bisa diterapkan pada benda lain selain tanaman dan resiko kerusakan ekosistem lebih kecil dibandingkan racun sistemik. Baca Juga Semangka Inul Kuning Aura Super Buah Besar Hasil MelimpahBahan Aktif Pestisida dan Kegunaannya Tidak Boleh BerlebihanPenggunaan pestisida dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman Anda secara berlebihan menyebabkan bahan aktif pestisida dan kegunaannya sulit terurai sempurna. Akhirnya akan terbentuk residu pestisida dalam tanaman. Pada dasarnya pestisida tidak merugikan manusia karena pestisida dibuat untuk membantu manusia. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya berguna untuk membasmi, mencegah dan mengontrol hama-hama pengganggu. Hama-hama pengganggu ini yang merusak tanaman budidaya petani, hasil panen hingga merusak perabotan rumah tangga. Namun apapun yang dipakai berlebihan pasti tidak baik. Begitu juag pemakaian bahan aktif pestisida dan kegunaanya bila berlebih yaitu menyebabkan kerusakan ekosistem alam. Juga kerusakan pada tanah tentunya. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya berlebihan juga dapat mematikan hewan pengurai, tanaman dan residu kimia. Residu berbahaya ini terjadi karena pestisida mengandung bahan beracun yang tentunya berbahaya jika dosisnya berlebihan. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya berlebihan menyebabkan pestisida sulit terurai dengan baik. Dalam jumlah berlebihan, bahan aktif pestisida dan kegunaannya sulit larut dalam air. Residu zat racun pestisida sangat banyak menjadikan kekeringan pada tanah dan kesuburan berkurang. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya berlebihan dapat menyebabkan pertumbuhan hama dan hama menjadi resisten. Pemberian pestisida terus menerus menjadikan hama-hama terseleksi. Hama lemah akan mati dan yang kuat bertahan hidup. Hama-hama kuat tidak kawin dengan hama yang lemah karena hama lemah sudah mati. Hama kuat akan saling kawin dan melahirkan bibit hama baru dengan gen yang resisten dari pestisida. Bibit hama baru ini terus hidup sampai menimbulkan populasi tinggi. Pemberian Insektisida Sivanto Jangan berlebihanPenggunaan pestisida jangan berlebihan karena dapat merusak alam juga biaya pemeliharaan yang mahal. Sudah menjadi rahasia umum bahwa harga pestisida mahal setiap cc-nya. Penggunaan yang berlebihan tentu membutuhkan cc pestisida yang banyak dan harga semakin mahal. Dosis berlebihan atau pemakain terus menerus membentuk hama baru yang resisten. Hal tersebut membuat Petani memutar otak hingga mencari bahan aktif pestisida dan kegunaannya yang lebih ganas. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya lebih ganas ini pastinya akan lebih mahal. Hal ini membuat pengeluaran Petani semakin tinggi. Penggunaan pestisida secara berlebihan dapat membunuh juga predator hama atau hewan-hewan yang dapat menguntungkan petani seperti lebah atau kupu-kupu. Lebah dan kupu-kupu dapat membantu kita dalam penyerbukan alami. Bila pemakaian bahan aktif pestisida dan kegunaannya dengan tepat dan benar dapat menunjang hasil produksi pertanian baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Dosis dan konsentrasi tepat membuat populasi hama mudah dicegah, hama dapat dikontrol dan dibasmi populasinya. Demikian artikel Kami judul Bahan Aktif Pestisida dan Kegunaannya Insektisida Sivanto Bayer. Hubungi nomer kontak Kami di 082141747141 telepon dan 08125222117 SMS/WA . Toko pertanian online LMGA Agro menyediakan kebutuhan untuk bercocok tanam lengkap dan terbaik. Jual insektisida Sivanto produk Bayer dengan bahan aktif pestisida dan kegunannya mengendalikan hama serangga tanaman cabai, tomat, semangka dan tanaman hortikultura lainnya. Kami menerima layanan konsultasi gratis tentang permasalahan Anda di siap kirim pesanan Anda bersama JNE, KI8 dan Pos Indonesia. Kami juga mengajak sebagai dropship dan reseller pertanian. Semoga artikel Kami bermanfaat dan menambah wawasan tentang bahan aktif pestisida dan kegunaannya dalam pelaksanaan pemeliharaan tanaman. Salam sukses...
JenisJenis Pestisida Dan Fungsinya. Secara umum, fungisida adalah salah satu jenis pestisida yang diracik untuk mencegah, menghamabat, membunuh ataupun mengendalikan jamur maupun faktor-faktor yang dapat membawa penyakit pada. Jenis dari pestisida ini sangatlah banyak, namun secara garis besar jenis dari pestisida ini ada dua yaitu pestisida jenis organik dan juga pestisida jenis nonorganik.
Bahan Aktif Metoksifenozida 100 g/L Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Ulat grayak pada tanaman bawang merah, cabai, kacang panjang dan kedelai Cara Kerja Secara fisik Cara Masuk Racun kontak dan racun lambung Formulasi 100 SC Toksisitas Cukup berbahaya Keamanan Pada waktu menggunakan, jangan makan, minum atau merokok Pakailah sarung tangan, masker, pakaian lengan panjang dan celana panjang Cuci tangan dengan sabun Setelah digunakan, cuci semua peralatan dan pakaian Jangan menggunakan insektisida ini dalam jangka waktu 10 hari sebelum panen Simpan di tempat sejuk dan tertutup rapat Rusaklah wadah bekas dan kemudia kubur dalam tanah ±0,5 m dalam tanah Kompatibilitas Spektrum Broad spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Pucat dan pusing Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan mulut, kulit, dan pernapasan P3K Tanggalkan dan cuci pakaian yang terkena insektisida Jika terkena mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Jika tertelan, beri minum dua gelas air mineral dan usahakan dimuntahkan Jangan memberikan sesuatu melalui mulut pada penderita yang pingsan 2. Nama Dagang Actara 25 WG Bahan Aktif Tiametoksam 25% Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Wereng coklat dan wereng hijau pada padi dan kutu daun Aphis dari apel Cara Kerja Secara fisik Cara Masuk Racun kontak dan racun perut Formulasi 25 WG Toksisitas Cukup berbahaya Keamanan Jangan makan, minum atau merokok selama penggunaan Pakailah pakaian pelindung Jangan menyemprot melawan arah angin Jika terkena kulit, cuci dengan air dan sabun Jauhkan dari sumber perairan Simpan dan tutup rapat di tempat sejuk, kering dan aman Jauhkan dari bahan makanan dan api Rusak dan kuburkan wadah bekas sedalam 0,5 m dalam tanah di tempat yang jauh dari sumber air Kompatibilitas Spektrum Moderat spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Pada tikus menyebabkan sesak napas, eksoptalimus postur tubuh melengkung, bulu-bulu merontok Peringatan Keamanan Hindarkan kontak langsung dengan mata, kulit dan mulut Jauhkan dari jangkauan anak-anak, orang-orang yang tidak berkepentingan dan hewan peliharaan P3K Tanggalkan dan cuci pakaian yang terkena insektisida ini Cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Jika terkena mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Jika tertelan, beri minum dan paksa pemuntahan Bahan Aktif Isopropilamina glisofat 486 g/L Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Gulma pada cengkeh, kakao, karet, kelapa dan kelapa sawit Cara Kerja Cara Masuk Sistemik Formulasi 486 SLpekatan yang larut dalam air Toksisitas Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Rusaklah bekas wadah dan kuburkan sedalam 0,5 m di bawah permukaan tanah Kompatibilitas Spektrum Broad spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Muntah dan diare Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, kulit dan pernapasan serta reaksi alergi pada kulit P3K Bila terkena mata, segera cuci dengan air mengalir selama 15 menit Bila terhirup, segera pergi ke ruang terbuka/segar Bila terkena kulit, cuci dengan air dan sabun Bila tertelan, segera minum air mineral yang banyak dan bilas mulut menggunakan air bersih Bila terjadi muntah, pastikan penderita tidak mengalami gangguan pernapasan Bahan Aktif Deltametrin 25 g/L Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Plutella xylostella pada kubis Cara Kerja Secara fisik iritan Cara Masuk Racun kontak dan racun lambung Formulasi 25 ECpekatan yang dapat diemulsikan Toksisitas Bahan berbahaya Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Jangan menyemprot berlawanan arah angin Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Kompatibilitas Spektrum Nero spektrum Selektivitas High selective Gejala Dini Keracunan Mual, muntah, sesak napas, sakit perut, mulut berliur, badan dan tangan gemetar, hilang keseimbangan dan pingsan Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, kulit, mata dan pernapasan. Berbahaya bagi hewan peliharaan dan ternak P3K Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Rusaklah bekas wadah dan kuburkan sedalam 0,5 m di bawah permukaan tanah Bahan Aktif Fipronil 0,5% Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Hama penggerek batang pada padi Cara Kerja Secara fisik iritan Cara Masuk Racun kontak dan racun lambung Formulasi 0,3 Gformulasi butiran atau Granula Toksisitas Cukup berbahaya Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Jangan menggunakan insektisida ini pada 25 hari sebelum panen Jauhkan dari hewan ternak Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Simpan di ruang sejuk, tertutup rapat dan jauh dari jangkauan anak-anak Hancurkan/bakar bekas kemasan Kompatibilitas broad spektrum Spektrum Moderat spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Sesak napas, lemas, tremor dan kejang Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, kulit dan pernapasan, serta berbahaya bagi hewan peliharaan, ternak dan binatang liar P3K Tanggalkan pakaian yang terkena insektisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila tertelan, segera minum 2-3 gelas air mineral, kemudian muntahkan Jika penderita mengalami pingsan, jangan berikan apapun melalui mulut Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan segar/terbuka 6. Nama Dagang DuPont Curzate Bahan Aktif Simoksanil 8,36% + mankozeb 64,64%% Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Fungi pada kentang, tomat, semangka, melon, anggur dan bawang merah Cara Kerja Cara Masuk Kontak dan sistemik Formulasi 8/64 WP Toksisitas Bahan iritasi Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Jauhkan dari api, saluran air dan hewan ternak Simpan pada wadah aslinya di tempat sejuk, aman dan tertutup rapat Rusaklah bekas wadah dan kuburkan sedalam 0,5 m di bawah permukaan tanah Kompatibilitas Spektrum Nero spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Pusing, iritasi kulit, mata perih dan mual Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, kulit dan pernapasan serta menyebabkan iritasi pada mata, hidung, kulit dan tenggorokan P3K Tanggalkan pakaian yang terkena fungisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila tertelan, segera muntahkan Jika penderita mengalami pingsan, jangan berikan apapun melalui mulut Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan segar/terbuka Bahan Aktif Metomil 40% Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Hama pada bawang merah, kedelai, kacang panjang, cabai, jeruk, kubis, tembakau, bawang putih, tomat, kacang hijau dan teh Cara Kerja Secara fisik Cara Masuk Kontak dan lambung Formulasi 40 SPdapat dilarutkan atau Soluble Powder Toksisitas Bahan berbahaya Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Rusaklah bekas wadah dan kuburkan sedalam 0,5 m di bawah permukaan tanah Kompatibilitas Spektrum Broad spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Muntah dan diare Peringatan Keamanan Penggunaan insektisida ini harus mengikuti petunjuk pada label P3K Tanggalkan pakaian yang terkena fungisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila tertelan, segera muntahkan Jika penderita mengalami pingsan, jangan berikan apapun melalui mulut Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan segar/terbuka Bahan Aktif Isopropilamina glisofat 480 g/L Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Gulma berdaun lebar dan sempit pada pertanaman kakao TBM, karet, teh, kopi TBM, kelapa sawit TBM, persiapan tanam budidaya jagung dan kedelai TOT Cara Kerja Cara Masuk Sistemik Formulasi 480 SLpekatan yang larut dalam air Toksisitas Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Kompatibilitas Spektrum Moderat spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Gatal-gatal pada mata, hidung, kulit dan kerongkongan Peringatan Keamanan Berbahaya jika terminum, jangan sampai terhirup atau terkena semprotan, jangan terkena mata atau kulit P3K Tanggalkan pakaian yang terkena fungisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila tertelan, segera minum air mineral dan muntahkan Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan segar/terbuka 9. Nama Dagang DiPel WP Bahan Aktif Bacillus thuringiensis var. Kurstaki, strain HD-7; 16000 IU/mg Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Perusak daun Plutella xylostella dan Crocidolomia binotalis pada kubis Penggerek buah Heliothis sp. pada tomat Cara Kerja Secara fisik Cara Masuk Racun lambung Formulasi WPdisuspensikan atau Wettable Powder Toksisitas Cukup berbahaya Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Jauhkan dari api, makanan, perairan dan hewan ternak Simpan tertutup di tempat sejuk dan jauh dari jangkauan anak-anak Rusaklah bekas wadah dan kuburkan sedalam 0,5 m di bawah permukaan tanah, jauh dari sumber air Kompatibilitas Spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Pusing, perut mulas, mencret, gemetar, mulut keluar buih dan penglihatan kabur Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, mata, kulit dan pernapasan serta berbahaya bagi hewan peliharaan P3K Tanggalkan pakaian yang terkena fungisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila insektisida tertelan dan penderita masih sadar, segera muntahkan dengan cara memberikan segelas air hangat yang diberi satu sendok garam dapur atau dengan cara menggelitik tenggorokan dengan jari tangan yang bersih. Usahakan terus pemuntahan sampai cairan muntahan bewarna jernih Jika penderita mengalami pingsan, jangan berikan apapun melalui mulut Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan berudara segar/terbuka atau bila perlu berikan pernapasan buatan melalui mulut atau dengan pemberian oksigen Bahan Aktif 2,4-D dimetil amina 865 g/L Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Gulma berdaun lebar Monochoria vaginalis, Spenochlea zeylanica dan teki Cyperus difformis pada pertanaman padi sawah Cara Kerja Cara Masuk Sistemik Formulasi 865 AS Toksisitas Bahan berbahaya Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Jangan menggunakan herbisida pada 10 hari sebelum panen Jauhkan dari perairan, bahan makanan dan minuman, jauhkan dari api dan jangkauan anak-anak Simpan tertutup rapat di tempat sejuk dan terkunci Kompatibilitas Spektrum Broad spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Pusing, lemah, sulit tidur, mual, muntah, berkurang nafsu makan dan diare Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, kulit dan pernapasan serta iritasi mata dan kulit Berbahaya terhadap biota air selain ikan Jerami tidak boleh dibakar P3K Tanggalkan pakaian yang terkena fungisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila tertelan, segera muntahkan sampai cairan muntahan menjadi jernih Jika penderita mengalami pingsan, jangan berikan apapun melalui mulut Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan berudara segar/terbuka dan bila perlu berikan pernapasan bantuan melalui mulut atau dengan pemberian oksigen 11. Nama Dagang Champion Bahan Aktif Tembaga hidroksida 77% Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Penyakit antraknosa pada cabai Cara Kerja secara fisik Cara Masuk Racun kontak Formulasi 77 WPdisuspensikan atau Wettable Powder Toksisitas Cukup berbahaya Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Jauhkan dari perairan dan jangkauan anak-anak Simpan tertutup rapat di tempat yang sejuk dan terkunci Hancurkan wadah bekas pestisida dan benamkan dalam tanah sedalam 0,5 m yang jauh dari sumber air Kompatibilitas Spektrum board spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Berkeringat dingin, mual, muntah dan denyut nadi melemah Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui kulit, mulut dan mata P3K Tanggalkan pakaian yang terkena fungisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila tertelan, segera minum susu yang banyak, larutan gelatin dan putih telur atau minum air mineral yang banyak dan hindarilah alkohol Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan berudara segar/terbuka Cepat pergi ke dokter terdekat Bahan Aktif Imidakloporid 50 g/L Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Hama pada padi dan kacang panjang Cara Kerja secara fisik Cara Masuk Racun kontak dan perut Formulasi 50 SL pekatan yang larut dalam air Toksisitas Berbahaya Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Jauhkan dari perairan dan hewan ternak Kompatibilitas Spektrum nerospek Selektivitas high selective Gejala Dini Keracunan Gangguan pernapasan dan gemetar, kejang mungkin terjadi pada keracunan gawat Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, kulit, mata dan pernapasan, serta berbahaya bagi hewan peliharaan dan ternak P3K Tanggalkan pakaian yang terkena fungisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila insektisida tertelan dan penderita masih sadar, segera muntahkan dengan cara memberikan segelas air hangat yang diberi satu sendok garam dapur atau dengan cara menggelitik tenggorokan dengan jari tangan yang bersih. Usahakan terus pemuntahan sampai cairan muntahan bewarna jernih Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan berudara segar/terbuka dan bila perlu berikan pernapasan buatan melalui mulut atau dengan pemberian oksigen
Tersediapula pupuk, pestisida, ZPT dan alat pertanian lengkap. Macam Fungisida dan Kegunaannya . Klasifikasi fungisida ada beberapa macam, yaitu antara lain : Fungisida sistemik terbaik produk PT BAYER Indonesia dengan bahan aktif yaitu propamokarb hidroklorida 772 g/liter. Jenis fungisida sistemik terbaik bersifat kuratif dan
Pestisida merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut substansi yang dipakai untuk membunuh, mencegah atau mengendalikan hama tanaman atau binatang. Karena penggunaan pestisida berbahan kimia di dalam sektor pertanian, masyarakat kini terekspos dengan residu pestisida berkadar rendah. Pestisida singkatnya adalah bahan kimia yang digunakan untuk membasmi hama. Secara umum, pestisida bisa dibuat dari bahan kimia maupun biologis, seperti virus, bakteri, antimikroba. Penggunaan pestisida sudah semakin umum dan seringkali disamakan dengan produk pelindung tanaman. Padahal pada kenyataannya, ia hanya ditujukan untuk membasmi hama tanaman. Tahukah kamu bahwa pestisida ternyata sudah digunakan dari zaman dahulu kala? Masyarakat pada zaman pemburu-pengumpul, biasa menggunakan pestisida untuk melindungi pertanian mereka dari serangga dan hama. Bangsa Sumeria kuno memanfaatkan sulfur sebagai insektisida. Sedangkan bangsa medieval bereksperimen dengan menggunakan bahan arsenik. Bangsa China juga menggunakan pestisida berbahan dasar arsenik dan juga merkuri untuk membasmi lintah dan hama lain. Sementara bangsa Yunani dan Romawi kuno menggunakan minyak, abu, sulfur dan material lain untuk melindungi persediaan makanan mereka. Pada abad ke-19, para ilmuwan lebih fokus kepada pembuatan pestisida berbahan alami yang dibuat dari akar tanaman tropis dan krisantemum. Baru pada tahun 1939 lah Dichloro-Diphenyl-Trichloroethane DDT ditemukan. Bahan ini sangat efektif untuk membasmi hama serangga dan karena itulah bahan tersebut banyak digunakan di berbagai dunia sebagai insektisida. Namun 20 tahun kemudian, penggunaan bahan ini telah dilarang di 86 negara karena diketahui memiliki efek biologis yang berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lain. The Food and Agriculture Organization FAO mendefinisikan pestisida sebagai “Zat atau campuran zat yang bertujuan untuk mencegah, membunuh, atau mengendalikan hama tertentu, termasuk vektor penyakit bagi manusia dan hewan, spesies tanaman atau hewan yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan kerusakan selama produksi, pemrosesan, penyimpanan, transportasi, atau pemasaran bahan pertanian termasuk hasil hutan, hasil perikanan, dan hasil peternakan. Istilah ini juga mencakup zat yang mengendalikan pertumbuhan tanaman, merontokkan daun, mengeringkan tanaman, mencegah kerontokkan buah, dan sebagainya yang berguna untuk mengendalikan hama dan memitigasi efek dari keberadaan hama, baik sebelum maupun setelah panen.” Terdapat banyak macam dan jenis pestisida yang diciptakan untuk target hama tertentu Jika diklasifikasikan berdasarkan target penggunaannya, pestisida dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu Insektisida Untuk membasmi hama seranggaHerbisida Untuk membasmi hama tumbuhanRodentisida Untuk membasmi hama pengeratFungisida Untuk mengontrol jumlah jamur dan lumut Sementara berdasarkan bahan kandungannya, pestisida dapat dibagi menjadi Organophosphate Banyak dari insektisida mengandung bahan ini. Ia bekerja pada sistem saraf dan mampu mengganggu enzim yang mengatur Mirip dengan pestisida berbahan organophosphorus, pestisida dengan kandungan karbamat juga mempengaruhi sistem saraf dan mengganggu enzim. Namun efek pada enzim tersebut dapat Organoklorin Pada zaman dulu bahan ini biasa digunakan, namun karena menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan, penggunaannya kini dilarang contoh DDT, klordan, toksapenPyrethroid Ia merupakan bahan sintetis dari pyrethrin. Bahan ini lebih organik karena didapatkan dari herbisida Ia biasa digunakan untuk mengendalikan hama tanaman rumput, lumut dan lainnyaBiopestisida Ia merupakan pestisida berbahan alami yang didapatkan dari hewan, tumbuhan, bakteri dan mineral. Bahaya Di Dalam Pestisida Di balik fungsinya, pestisida memiliki efek samping lain yang dapat membahayakan kehidupan Karena sifatnya, pestisida memang berbahaya bagi organisme hidup dan terkadang termasuk makhluk hidup lain yang bukan targetnya, seperti manusia. Inilah mengapa penggunaan pestisida harus dilakukan oleh orang yang tepat. Pada beberapa kasus, pestisida bahkan dapat mengakibatkan kematian akibat keracunan. Seperti telah disebutkan sebelumnya, penggunaan bahan DDT telah dilarang di berbagai negara karena menimbulkan ancaman pada lingkungan dan kesehatan manusia. Selain itu, bahan lain seperti lindane juga dipercaya dapat menyebabkan kanker dan kandungannya mampu bertahan di dalam tanah dan air untuk waktu yang lama. Bahan-bahan seperti ini lantas dapat memengaruhi ekosistem dan juga terakumulasi ke dalam rantai makanan. Populasi manusia secara umum kini sudah terpapar kandungan pestisida melalui air dan makanan yang dikonsumsi meskipun dalam kadar rendah. Ancaman yang lebih serius dihadapi oleh mereka yang secara langsung terpapar oleh pestisida, seperti petani dan mereka yang berada di area pertanian tersebut. Kandungan beracun di dalam pestisida didesain untuk dapat lepas ke udara dengan bebas. Dan meskipun pestisida dibuat untuk membasmi hama tertentu, banyak kasus dimana pestisida membahayakan makhluk hidup di luar targetnya. Pestisida juga mampu mengendap di dalam air, udara, sedimen dan terakumulasi di dalam telah dikaitkan pada gangguan kesehatan pada manusia, baik untuk jangka pendek seperti mual dan sakit kepala, maupun jangka panjang seperti kanker dan gangguan mengurangi keanekaragaman hayati pada ekosistem tanah. Jika tidak terdapat bahan kimia di dalam tanah, maka kualitas tanah akan meningkat dan karenanya akan meningkatkan ketahanan air. Hal ini penting untuk menjaga tumbuhan agar tumbuh baik. Di negara-negara berkembang, keracunan akut pestisida untuk jangka pendek adalah jenis keracunan yang paling mengkhawatirkan. Namun, di negara-negara maju, yang terjadi adalah kebalikannya. Keracunan pestisida jangka pendek dapat dikendalikan, namun masalah utamanya adalah keracunan jangka panjang akibat paparan pestisida dalam jumlah sedikit namun berlangsung cukup lama. Peraturan Penggunaan dan Opsi Alternatif Pestisida Terdapat metode lain yang lebih ramah lingkungan dan aman untuk membasmi hama World Health Organization WHO merekomendasikan untuk mengurangi penggunaan pestisida jika memungkinkan. Tentukan sejauh mana penggunaan pestisida dibutuhkan kemudian carilah jalan alternatif non-kimia untuk menyelesaikan permasalahan pada pertanian. Jika penggunaan pestisida memang harus dilakukan dan tidak ada jalan alternatif, maka carilah produk yang memiliki resiko paling rendah terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Saat menggunakan pestisida, patuhilah arahan dan instruksi manufaktur. Pada banyak kasus, personal protective equipment PPE turut digunakan untuk menghindari kontak langsung dengan pestisida serta mengurangi eksposur saat pengaplikasiannya. Perjanjian internasional seperti Stockholm Convention on Persistent Organic Pollutants dan Rotterdam Convention on Prior Informed Consent memastikan negara pesertanya untuk taat dalam melindungi populasinya dari eksposur terhadap pestisida beracun. Agar tepat sasaran dan menghasilkan hasil yang diinginkan, informasi terhadap penggunaan, insiden dan eksposur terhadap pestisida diperlukan. Namun sayangnya, di berbagai negara informasi seperti ini masih kurang. Cara lain yang dapat digunakan untuk mencegah keracunan akibat pestisida adalah dengan menggunakan metode alternatif. Beberapa metode alternatif yang bisa dicoba adalah kultivasi, penggunaan pengendali hama organik seperti pheromone dan mikroba, teknik genetik dan pengendalian reproduksi hama itu sendiri. Penggunaan sampah domestik yang dikomposkan juga dapat digunakan untuk mengendalikan hama. Metode kultivasi sendiri merupakan metode yang melibatkan polikultur, crop rotation, menanam makanan di area yang tidak terdapat hama, penanaman berdasarkan waktu di mana hama tidak aktif, menggunakan umpan yang akan menarik perhatian hama dari tanaman sebenarnya. Di Amerika, petani juga melakukan penyemprotan air panas untuk membasmi hama. Penggunaan makhluk hidup yang secara alami merupakan predator dari hama juga dapat menjadi salah satu opsi alternatif. Pengendalian reproduksi hama dapat dilakukan dengan mensterilkan hama jantan lalu melepaskannya kembali. Hal ini dilakukan agar pada saat mereka bertemu dengan hama betina, mereka tidak akan bereproduksi. Cara ini banyak digunakan terhadap medfly, tsetse fly dan ngengat gipsi. Namun kekurangan dari metode ini adalah memakan waktu dan biaya yang banyak. Selain itu, cara ini juga hanya dapat dilakukan pada beberapa spesies hama. Penggunaan pestisida memang tidak secara eksplisit dilarang. Namun jika kamu ingin menghindari bahaya yang mungkin terjadi dalam jangka panjang maupun jangka pendek, pestisida organik dan metode pengendalian hama alternatif dapat menjadi opsimu. Apakah kamu menyukai informasi di atas? Tinggalkan pertanyaan serta pesanmu pada kolom komentar, dan jangan lupa untuk membagikan artikel ini kepada teman-temanmu.
8Bahan Aktif Pestisida Yang Tidak Boleh Dicampur - Sekilas Bahan 9 Jenis Bahan Aktif Pestisida Dan Kegunaannya Pada postingan kali ini admin akan berbagi Info berkenaan Jenis-Jenis Fungisida dan Fungsinya | BOLEHKAH.COM, Info ini disatukan berasal dari beraneka sumber menjadi mohon maaf jikalau informasinya tidak cukup lengkap atau kurang tepat.
Pestisida adalah zat kimia maupun bahan jasad renik maupun virus yang digunakan untuk mencegah hama penyakit yang berpotensi merusak tanaman dan mengganggu hasil pertanian. Tidak hanya hama saja, pestisida pun mampu memberantas tanaman pengganggu atau gulma. Selain itu, pestisida memiliki fungsi untuk mengatur maupun merangsang tumbuhnya tanaman. Pestisida juga bisa mencegah hama-hama air selain hama darat dan binatang pengganggu seperti ular. Termasuk memberantas binatang yang menyebabkan penyakit pada manusia. Dengan mengenali jenis-jenis dan karakter pestisida, akan memudahkan petani dalam mencapai efektivitas, efisiensi pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pengertian Pestisida Istilah pestisida berasal dari bahasa Inggris, yaitu pesticide. Secara harfiah kata “pest” artinya hama atau pengganggu yang sebenarnya hanya merujuk pada organisme hewan serangga maupun mamalia. Sedangkan kata “cide” berarti basmi atau bunuh. Jadi secara sempit pestisida berarti “pembasmi hama”. Untuk lebih menyederhanakan, istilah pestisida lebih diperluas tidak hanya pembasmi hama saja tetapi sebagai juga mencakup organisme pengganggu baik pada tanaman, hewan, maupun pada bangunan. Organisme pengganggu yang dimaksud tidak hanya hewan dan serangga tetapi juga untuk mikroorganisme dari golongan fungi / cendawan maupun bakteri. Dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 24/Permentan/ yang dimaksud dengan Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian; Memberantas rerumputan; Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan; Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman tidak termasuk pupuk; Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak; Memberantas atau mencegah hama-hama air; Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan; dan/atau Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air. Organisme pengganggu tanaman Golongan insekta atau serangga, mencakup ulat, larva, serangga pengisap, tungau atau akarina, penggerek. Golongan mikroorganisme, meliputi bakteri, aktinomiset atau kapang dan keluarga fungi lainnya. Golongan virus, yang sebenarnya masih kontroversial karena sebagian ilmuwan mendefinisikan virus bukanlah organisme hidup melainkan molekul protein yang pasif dan akan menjadi aktif jika mendapatkan inangnya. Golongan moluska atau hewan lunak tidak bertulang belakang seperti siput, keong. Golongan mamalia seperti tikus rhodent, babi hutan. Golongan unggas atau avis seperti burung pemakan biji-bijian. Golongan nematode yang merupakan keluarga cacing. Gulma terdiri dari tumbuhan liar yang bersaing dengan tanaman budidaya dalam perebutan nutrisi, terdiri dari rumput, alang-alang. Jenis-Jenis Pestisida Berdasar Organisme Sasarannya Insektisida Adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan atau membunuh hama dari golongan serangga secara umum. Pestisida satu ini memang terkenal di kalangan petani. Fungsi utama dari Insektisida adalah untuk membunuh sekaligus mencegah munculnya hama serangga di lahan pertanian yang bisa mengganggu kualitas tanaman. Fungisida Adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, membunuh atau menghambat pertumbuhan jamur atau fungi. Selain bakteri, jamur memang menjadi ancaman pula yang bisa mempengaruhi kualitas tanaman hasil panen. Dalam kondisi seperti ini jenis pestisida yang dapat digunakan oleh para petani adalah Fungisida yang memiliki fungsi membunuh dan mencegah timbulnya jamur maupun cendawan. Bakterisida Adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, membunuh atau membatasi perkembangan bakteri penganggu. Ancaman dari bakteri bagi tanaman pertanian memang cukup meresahkan bagi petani selain ancaman dari gulma maupun hama dari hewan. Maka dari itulah untuk membunuh dan memberantas bakteri ini Anda bisa menggunakan jenis pestisida Bakterisida. Herbisida Adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, membunuh atau membatasi pertumbuhan tanaman pengganggu atau gulma. Dengan menggunakan herbisida secara rutin dalam waktu tertentu, tanaman di lahan pertanian Anda menjadi semakin produktif dan tanpa khawatir terganggu kembali. Molluskisida Adalah racun untuk mengendalikan atau membunuh hama golongan siput. Dalam basaha Yunani molluscus berarti hewan yang berselubung tipis atau lembek. Dengan kata lain, bila dalam dunia pertanian, yang dimaksud dengan moluska ini adalah siput. Jadi, Molluskisida bertujuan untuk membunuh dan mencegah populasi siput di lahan pertanian. Nematisida Adalah racun untuk mengendalikan nematoda atau cacing parasit dalam tanah. Nematoda dalam dunia pertanian juga tidak kalah meresahkan sebagai hama. Nematoda tersebut dapat dicegah dan diatasi dengan jenis pestisida Nematoda. Sedangkan untuk Ovisida memiliki fungsi untuk merusak telur dari hama penyakit. Contohnya saja adalah telur dari siput dan keong yang biasanya ada di areal persawahan. Algasida Adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan alga. Seperti namanya, alga di sini berarti ganggang laut. Sementara Alagasida memiliki fungsi untuk membunuh dan mencegah tanaman pengganggu seperti alge pada tumbuhan petani. Mossida Adalah bahan untuk membasmi atau membatasi pertumbuhan lumut yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman anda. Rodentisida Adalah racun yang digunakan untuk mengendalikan binatang pengerat sebagai hama seperti tikus dan pengerat lainnya yang mengganggu. Activator yaitu senyawa kimia untuk mengaktifkan sistem kekebalan pada tanaman, dan sebenarnya tidak termasuk dalam golongan pestisida, tetapi lebih ditujukan untuk meningkatkan ketahanan alamiah tanaman terhadap dampak serangan hama dan penyakit. Selain di atas ada beberapa penggolongan yang lebih spesifik pada target / sasaran. Seperti akarisida, aphisida, termisida, larvasida, ovisida yang sebenarnya tergolong insektisida juga dan adakalanya mengandung bahan aktif yang sama pada insektisida namun dalam regulasinya dan dosis pemakaiannya ditujukan untuk pemakaian pada jenis atau stadia serangga sasaran yang spesifik. Akarisida Bahan untuk mengendalikan hama serangga khusus dari jenis tungau akarina atau mite. Disebut juga mitisida. Aphisida Bahan untuk mengendalikan hama serangga khusus jenis aphid. Termisida Bahan untuk mengendalikan hama serangga khusus jenis rayap. Larvasida Bahan untuk mengendalikan serangga hama pada stadia larva. Ovisida Bahan untuk mengendalikan serangga pada stadia telur Supaya aplikasi pestisida pada pertanian efektif, aman dan efisien pengguna harus mengetahui jenis, klasifikasi dan karakteristik pestisida yang dipakai. Tanpa memahami faktor-faktor tersebut maka ada beberapa dampak negatif berkaitan dengan hasil aplikasi pestisida OPT tidak mempan karena bahan aktif yang digunakan tidak sesuai. Timbulnya kekebalan akibat penggunaan satu jenis bahan aktif secara terus menerus. Punahnya musuh alami hama yang justru menguntungkan bagi petani. Rusaknya lingkungan dan keracunan bagi pengguna maupun hewan ternak. Gangguan pertumbuhan tanaman akibat penggunaan dosis yang berlebihan. Degradasi pestisida karena pencampuran lebih dari satu bahan aktif sehingga menimbulkan reaksi kimiaw yang mengubah struktur molekulnya. Efek residual pada rantai makanan. Pemborosan biaya, waktu dan tenaga. Dampak lain akibat penggunaan pestisida secara kurang tepat adalah munculnya resurjensi hama yaitu peningkatan populasi hama serangga secara besar-besaran setelah penurunan populasi akibat penggunaan pestisida spektrum luas secara massal. Selain itu ada fenomena mutasi hama yang dikaitkan dengan munculnya strain-strain hama baru karena hama yang lama mengalami mutasi genetic sebagai proses evolusi adaptik dalam merespon tekanan eksternal yaitu aplikasi pestisida oleh petani. Strain-strain baru ini selama beberapa waktu lebih resisten dan mampu menyesuaikan diri terhadap tekanan dan lebih resisten terhadap bahan-bahan kimia sebelum ditemukannya bahan aktif atau metode baru yang lebih spesifik. Organik Adalah pestisida yang dalam susunan kimia bahan aktifnya terdapat gugus karbon C. Mayoritas pestisida yang beredar saat ini dari jenis organik seperti golongan organoklorin yang sebagian sudah dilarang atau dibatasi, organosulfur, organofosfat. Sebagian jenis organik merupakan analog atau tiruan dari senyawa beracun yang terdapat pada tanaman atau dari mikroorganisme. Sejauh ini banyak yang menganggap pestisida organik adalah yang berasal dari tumbuhan atau natural seperti ekstrak tanaman. Pestisida yang berasal dari tumbuhan atau isolat racun mikroorganisme bisa saja digolongkan organik karena memiliki gugus karbon dalam susunan kimianya. Akan tetapi pestisida organik tidak semuanya berasal dari tumbuhan atau mikroorganisme. Anorganik Adalah pestisida yang dalam susunan kimia bahan aktifnya tidak terdapat gugus karbon. Pestisida generasi terdahulu banyak yang jenis anorganik dan saat ini pemakaiannya dibatasi bahkan dilarang oleh komisi pestisida karena daya racunnya yang sangat kuat dan sulit terurai. Contoh yang populer adalah aldrin, senyawa-senyawa arsenik, sianida potassium sianida / potas, merkuri. Sedangkan yang masih boleh dipergunakan hingga sekarang seperti beberapa fungisida tembaga tembaga oksida, tembaga hidroksida, tembaga oksi sulfat, sulfur, asam fosfida, borate insektisida, zinc fosfida rodentisida dan ammonium sulfamat herbisida. Alami Natural Adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari alam. Ada yang menyebut jenis ini dengan istilah pestisida organik karena memang ada bahan-bahan yang berasal dari organisme mahluk hidup. Jenis-jenisnya antara lain a. Botanical, yang bahan aktifnya berasal dari tanaman misalnya piretrin dari crysanthemum pirethrum, azadirachtin dan nimbidin dari mimba, rotenon dari ektrak tuba, dan nikotin dari ekstrak tembakau, ryanodin dari ryania speciosa. Ada lagi limbah penggilingan jagung yang disebut gluten sebagai herbisida. Beberapa keunggulan pestisida botanik diantaranya lebih aman bagi pemakai, tidak mempunyai efek residu panjang, ramah lingkungan, fitotoksisitas & batas lethal effect rendah sehingga aman bagi tanaman, berspektrum luas. Sedangkan kelemahannya antara lain dosis aplikasi relatif tinggi, knock down effect-nya rendah sehingga hama sasaran tidak langsung mati, tidak dapat disimpan dalam waktu lama setelah kemasan dibuka, sumber bahan bakunya terbatas, kurang spesifik untuk OPT tertentu. b. Isolat mikrobial, yang bahan aktifnya berasal dari metabolit sekunder / sekresi mikroorganisme bakteri, jamur, virus yang bersifat racun, contohnya delta endotoksin dari sekresi bakteri Bacillus Thurigensis, streptomisin bakterisida dan antibiotik dari streptomyces griseus. Beberapa tahun terakhir ada abamectin, emamectin, ivermectin avermektin dari kapang Streptomyces avermitilis, spinosad spinosin dari bakteri Saccharopolyspora spinosa dan azoksistrobin stribilurin dari fungi Strobilurus tenacellus. Keunggulan isolat mikrobial diantaranya bersifat antibiotic sehingga daya bunuhnya lebih kuat, mudah dimetabolismekan oleh sel-sel tanaman jika sistemik, dapat mengatasi OPT yang telah resisten terhadap pestisida lain. Sedangkan kelemahannya OPT sasaran lebih mudah dan cepat resisten, harganya relatif lebih mahal. c. Pestisida biologis, yang merupakan mikroorganisme hidup diantaranya bakteri, fungi, virus yang dapat menginfeksi organisme pengganggu tanaman secara langsung mapupun dengan mengeluarkan zat-zat toksik yang dapat membunuh atau menekan perkembangan organisme pengganggu tanaman. Berbeda dengan isolat microbial yang dibiakkan di pabrik untuk dipanen senyawa-senyawa racunnya, biopestisida ini diinokulasi dan dibiarkan berkembang biak di lahan untuk hidup secara alami dan menghasilkan senyawa-senyawa racun untuk membunuh organisme pengganggu, atau hidup dengan menginfeksi organisme pengganggu tanaman sebagai inangnya hingga inang tersebut mati. Contohnya dari golongan cendawan diantaranya gliocladium yang menghasilkan senyawa gliovirin untuk membasmi fungi patogen, trichoderma spp yang menghasilkan enzim menghasilkan 1,3-β- glukanase yang mendegradasi dinding sel miselium fungi patogen, metharizium anisoplae yang menjangkiti serangga sebagai inang hingga akhirnya mati. Dari golongan bakteri misalnya Bacillus thuringiensis yang dapat mengontrol ulat plutella dan helicoverpa, Corynebacterium untuk mengontrol xanthomonas dan Pyricularia Oryzae pada tanaman padi. Sedangkan yang berupa virus yaitu SpL-NPV Spodoptera Litura – Nuclear Polyhedrosis Viruses untuk mengendalikan ulat spodoptera litura. Keunggulan dari pestisida biologis diantaranya dampaknya bisa meluas karena subyek yang sudah beradaptasi dengan lingkungannya dapat terus berkembang biak dan menular, ramah lingkungan, tidak meninggalkan residu pada rantai makanan. Sedangkan kelemahannya antara lain perlu waktu untuk berinkubasi dan sebelum berkembang biak sebelum bekerja aktif, karena merupakan organisme hidup pestisida biologis tidak dapat diaplikasikan bersama dengan pestisida kimiawi lain, jika ekosistemnya tidak mendukung maka perkembangbiakannya bisa terhambat. Sintetik / Analog Merupakan hasil rekayasa kimia yang dibuat di pabrik. Kebanyakan meniru struktur kimia senyawa yang terdapat pada pestisida alami botanical misalnya syntethic pirethroid golongan piretroid yang meniru susunan senyawa kimia piretrin pada chrysanthemum piretrum, nicotinoid yang merupakan analog dari senyawa nikotin pada tembakau, ryanoid yang merupakan analog dari senyawa ryanodin pada tanaman ryania speciosa. Pestisida sintetik punya keunggulan diantaranya daya racunnya lebih tinggi, sasarannya lebih spesifik, dosis penggunaan relatif lebih rendah, mudah didapat di pasaran, dan lebih tahan lama disimpan. Adapun kelemahannya antara lain terurai lebih lama sehingga menimbulkan residu pada hasil panen, aplikasi yang terlalu intensif akan menimbulkan resistensi hama sasaran dan merusak lingkungan, mematikan predator alami musuh alami hama, variasinya lebih banyak sehingga perlu pengetahuan untuk memilih. Kesimpulan Di atas adalah beberapa jenis pestisida yang perlu Anda ketahui. Jadi, dengan Anda mengetahui jenis pestisida tersebut menjadi lebih memahami apa pestisida yang tepat untuk mencegah penyakit dan pengganggu tanaman pertanian Anda. Agar suatu pekerjaan memberikan hasil optimal, mau tak mau kita harus mencintai pekerjaan kita. Referensi Artikel Bumikita, Corteva ID Efekuntuk Kesehatan. 1. Jika terhirup dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, tenggorokan dan saluran pernafasan. Efek ini mengacu pada saraf pusat, pusing, kejang, koma, kerusakan paru-paru Jenis Pestisida Berikut daftar jenis pestisida dan kegunaannya Fungisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan serangan jamur dan cendawan pada tanaman yang menyebabkan penyakit seperti Busuk Daun akibat Phytophthora dan Bercak Ungu akibat Alternaria Porii. Bahan aktif yang digunakan dalam fungisida bermacam-macam tergantung jenis jamur yang akan dimusnahkan. Beberapa contoh bahan aktif fungisida adalah Bacillus Thuringlensis, Benomil, Difenokozanol, Klorotalonil, Propineb, Simoksanil, dan Tembaga. Produknya antara lain Acrobat 50WP, Antila 80WP, Bion M 1/48WP, Dakonil 75WP, Ridomil 4/64WG, Saromyl 35SD, dan Ziflo 90WP. Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan serangan hama dan serangga pengganggu seperti wereng, pengerek buah, lalat buah, dan thrips. Contoh bahan aktif pada insektisida adalah Asefat, Beta Siflutrin, Lamda Sihalothrin, Metomil, Profenofos, dan Piridaben. Beberapa produk insektisida yang tersedia antara lain Avidor 25WP, BM Promag 75SP, Catleya 500EC, Diazinon 60EC, Krenadan 3GR, Ludo 310EC, dan Taruna 400SL. Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma atau tanaman pengganggu. Isopropilamina Glifosat, Oksifluorfen, dan Parakuat Diklorida adalah beberapa bahan aktif yang biasa digunakan pada herbisida. Produk-produknya sendiri antara lain Ally Plus 77WP, Gempur 480XL, Gramoxone 276SL, Golma 240EC, Roundup 486SSl, dan Sandoup 480SL. Bakterisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan bakteri yang menyebabkan penyakit tanaman seperti busuk bakteri dan layu bakteri. Bahan aktif seperti Oksitetrasiklin dan Streptomicin Sulfat terbukti ampuh melawan bakteri tanaman. Contoh produknya adalah Agrept 20WP, Bactoxyn 150AL, dan Plantomycin 7SL. Moluskisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hewan golongan siput atau moluska termasuk bekicot, keong, dan lintah. Produk moluskisida yang tersedia adalah Siputox 5G dan Toxiput 5GR. Yang terakhir adalah Akarisida yang merupakan pestisida untuk mengendalikan tungau dan kutu. Produknya Samite 135EC. Perekat/Pembasah adalah pestisida yang digunakan untuk membantu penyebaran pestisida secara lebih merata dan mencegah lunturnya pestisida saat hujan, mengandung bahan polyether, alkylated, dll. Produknya beragam seperti Agrostik, Neon Z, Pro sticker, dan Fox Up. Kalsium adalah pestisida yang digunakan untuk membantu mencegah penyebaran jamur dan sebagai nutrisi mineral ini berfungsi menguatkan tanaman termasuk mencegah kerontokan bunga dan buah. Kekurangan kalsium bisa menyebabkan tanaman kuning, layu, dan busuk. Produk-produk kalsium seperti Agrical, Moo, TawaCal 58, dan Grical juga mengandung mineral-mineral lain seperti Magnesium, Boron, Ferum, Acid Insoluble, dan lain-lain. Fungsi dan Cara Kerja Pestisida Setiap pestisida memiliki cara kerja yang berbeda-beda, berikut penjelasannya Racun Kontak memiliki kinerja yang baik bila terkena atau kontak langsung pada hama atau penyakit sasaran. Racun Sistemik memiliki kinerja yang baik bila racun yang disemprotkan ke bagian tanaman sudah terserap masuk ke dalam jaringan sel tanaman. Hama jenis serangga dan lainnya akan mati kalau sudah memakan atau menghisap cairan tanaman yang sudah menyerap racun. Racun sistemik sangat cocok untuk mengendalikan serangga penghisap atau serangga yang sulit dikendalikan menggunakan racun kontak. Racun Pernafasan memiliki kinerja yang baik bila terhisap melalui organ pernafasan. Aplikasi penyemprotan yang paling efektif ketika hama sasaran sedang berada puncak aktifitasnya, sehingga dengan pernapasan yang semakin cepat maka semakin banyak pula racun yang dihisap. Untuk jenis racun pernafasan hanya ada pada pestisida jenis insektisida. Racun Perut/Racun Lambung memiliki kinerja yang baik bila pada bagian tanaman yang telah disemprot akan termakan oleh hama sasaran. Memilih Pestisida Dalam memilih pestisida alangkah baiknya bila menyesuaikan dari kebutuhan tanaman, Dari apa dan jenis apa yang menjadi kebutuhan tanaman saat ini, mahal belum tentu baik, murah belum tentu buruk, semua tergantung dari kebutuhan tanaman. RTP7YDA.
  • k34ija1uvp.pages.dev/99
  • k34ija1uvp.pages.dev/97
  • k34ija1uvp.pages.dev/55
  • k34ija1uvp.pages.dev/158
  • k34ija1uvp.pages.dev/214
  • k34ija1uvp.pages.dev/272
  • k34ija1uvp.pages.dev/16
  • k34ija1uvp.pages.dev/247
  • k34ija1uvp.pages.dev/299
  • bahan aktif pestisida dan kegunaannya